DUNIA BERITA - Terjadi baku tembak di kota Marawi, Filipina pada tanggal 23 Mei 2017.
Sejumlah laporan memberitakan, kelompok bersenjata menyerbu masuk ke sebuah rumah sakit lokal dan mengibarkan bendera hitam ISIS di atap bangunan.
Setelah berhasil menguasai sebuah rumah sakit lokal, ISIS yang berafiliasi dengan kelompok Militan Maute terus melebarkan serangan ke seluruh kota Marawi. Dikabarkan mereka juga membakar sebuah gereja, menculik seorang pastor dan 10 warga sipil.
ISIS juga menyerbu penjara yang ada di kota Marawi dan membebaskan para napi-napi teroris.
Akses menuju kota Marawi diblokir menggunakan truk besar, mereka berhasil menguasai kota berpenduduk 200ribu jiwa itu setelah membebaskan ratusan napi.
Militier Filipina pun tak tinggal diam, Presiden Duterte menetapkan status Darurat Militer diseluruh Pulau Mindanao yang berbatasan dengan Sulawesi Utara. Namun usaha merebut kembali kota Marawi tidak berjalan dengan mudah, deretan alat tempur, helikopter dan pasukan elit militer telah dikerahkan pada Kamis (25/5).
Kota Marawi pun dikabarkan semakin mencekam, baku tembak terus terjadi berhari-hari, kelompok Maute diberitakan menggunakan sandera sebagai tameng manusia. banyak korban tak berdosa akibat dijadikan tameng hidup.
Beredar kabar ada 11 WNI yang terlibat dalam insiden, namun juru bicara Kementerian Luar Negeri Armanatha Nasir mengatakan, sampai saat ini belum ada informasi mengenai keterlibatan 11 WNI dalam insiden tersebut.
Armanatha menjelaskan, 11 WNI terdiri dari 10 WNI Jamaah Tabligh (JT) dan 1 WNI yang menikah dengan warga setempat.
10 WNI Jamaah Tabligh asal Bandung dan Jakarta ini sedang melakukan Khuruj, meninggalkan rumah untuk ibadah dan dakwah di masjid selama 40hari, terang Armanatha.
1 WNI lainnya yang menikah dengan warga setempat dan sudah lama tinggal di Marawi telah menjalin kontak dengan JRI Davao selama ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar